KEM, Menggarap Potensi Menggenjot Ekonomi - SUMBAR TERBARU

Breaking

SUMBAR TERBARU

Berbagi Berita Berbagi cerita

loading...

Post Top Ad

Loading...

Post Top Ad

Monday 9 April 2018

KEM, Menggarap Potensi Menggenjot Ekonomi

Tikalak, sebuah kampung di kawasan tepi Danau Singkarak Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Setahun belakangan ada yang sedikit berbeda. Pinggang bukit yang dulu semak belukar kini berubah menjadi perkebunan pepaya. Lahan yang merupakan ladang masyarakat setempat yang dulunya terlantar kembali menghasilkan.

Tidak itu saja, dari perkebunan pepaya ini, bisa dinikmati indahnya kemilau bening air Danau Singkarak. Beberapa unit rumah pohon dibangun sehingga menjadikan lahan tidur itu menjadi kawasan agrowisata.
Sejak menjadi produktif kembali, lahan tersebut telah memberikan nilai ekonomi yang cukup bisa diandalkan oleh para pemiliknya. Pemilik lahan membentuk kelompok dan menggarap lahan tidur mereka secara bersamaan. Dari semula hanya menghasilkan sekitar Rp7 juta kini mampu mendatangkan Rp147 juta.

Menggarap lahan tidur tersebut membutuhkan biaya besar. Alasan itu membuat ladang di pinggang bukit ini terlantar sekian lama. Masyarakat pemilik lahan tidak sanggup mengolah karena ketiadaan biaya.

Solusi menghampiri petani Tikalak ketika Pertamina datang mengulurkan tangan. Melalui Program Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM), petani Tikalak mendapatkan bantuan untuk menggarap lahan.

Bantuan tidak sampai disitu saja. Tidak diberi lalu dibiarkan jalan sendiri. Pertamina menggandeng komunitas yang terdiri dari para pakar teknologi dari berbagai perguruan tinggi. Para pakar yang tergabung dalam Forum Layanan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bagi Masyarakat (flipMas) membina para petani menerapkan ilmu dari perguruan tinggi.

Ilmu pengetahuan yang ditularkan tidak sekedar di bidang pertanian, tetapi dari seluruh sektor keilmuan. Petani dibekali ilmu manajerial, pembukuan, pengolahan hasil produksi, pemasaran, promosi dan sebagainya.

Dengan penularan berbagai ilmu tersebut, diharapkan petani bisa mandiri dan mengelola usaha mereka secara profesional. Petani juga diajarkan mengenal sistim pengolahan, agar komoditi bisa dipasarkan tidak sekedar sebagai bahan baku.

Menurut Ketua flipMas Minangkabau, Ellyza Nurdin, di dalam forum ini bergabung para akademisi dari berbagai perguruan tinggi. Dengan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki, para akademisi melakukan supervisi kepada masyarakat.

“Mulai dari menggarap lahan, teknik bercocok tanam hingga pengolahan hasil panen. Sampai kepada promosi dan pemasaran, semua diajarkan kepada anggota kelompok binaan,” kata Ellyza.

Untuk kelompok petani pada KEM Tikalak, dikembangkan komoditi Pepaya Madu dan Sirsak. Pepaya madu dan sirsak tidak sekedar dipanen lalu dijual, tetapi petani juga membuatnya menjadi makanan dan minuman olahan. Masyarakat diajarkan untuk mengemas, mempromosikan dan dibantu mencari jaringan pemasaran.

PT Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) I Sumatera Bagian Utara telah mengucurkan bantuan KEM di Sumatera Barat di tiga nagari pada tiga daerah. Bersama KEM Tikalak, Kabupaten Solok, ada KEM Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman dan KEM Solok Selatan.

Menurut Vice President CSR PT Pertamina Agus Mashud saat peresmian tiga KEM tersebut di Tikalak, Kabupaten Solok, Kamis (8/2) lalu menyebutkan, program tersebut sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan atau Coorporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat.

“Tujuan dari program ini adalah dalam rangka menciptakan masyarakat yang mandiri secara ekonomi sehingga mampu meraih tingkat kesejahteraan yang lebih baik lagi,” ujarnya.

Melalui program KEM, lanjutnya, masyarakat penerima manfaat tidak sekedar diberi bantuan lalu dilepas begitu saja. Dengan menggandeng flipMas, Pertamina menyasar target “capacity building” masyarakat penerima manfaat.

“Program ini dibuat berkelanjutan, tidak bantuan serta merta lalu dilepas. Ada flipMas yang akan melakukan pembinaan kepada masyarakat penerima manfaat untuk memastikan bahwa mereka telah mampu untuk mandiri,” terangnya.

KEM Tikalak sementara ini mengembangkan usaha pertanian sekaligus wisata (agro wisata) dengan komoditi pepaya madu dan sirsak. Sedangkan di Kabupaten Padang Pariaman mengembangkan agroindustri dan usaha sulaman di Solok Selatan.

Agus mengakui, untuk KEM baru menjangkau tiga nagari di tiga daerah di Sumatera Barat. Namun, dia menegaskan komitmen Pertamina untuk terus memberikan perhatian kepada perekonomian masyarakat di Sumatera Barat secara lebih luas lagi berdasarkan potensi yang dimiliki.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina ingin hadir untuk negeri. Menggali potensi untuk menggenjot ekonomi. KEM diprogram sebagai wujud kehadiran Pertamina untuk masyarakat. (*)
Keterangan foto: Penulis di kebun pepaya madu petani Tikalak yang digarap dengan bantuan KEM Pertamina MOR I. (dok.pribadi)

--Sebuah tulisan untuk diikutsertakan dalam Anugerah Jurnalistik Pertamina tahun 2018 karya kontributor blog yang telah diterbitkan di padangmedia--

No comments:

Post Top Ad

loading...