Pulau Saoh, Pesona Bahari di Lepas Pantai Padang - SUMBAR TERBARU

Breaking

SUMBAR TERBARU

Berbagi Berita Berbagi cerita

loading...

Post Top Ad

Loading...

Post Top Ad

Saturday 30 September 2017

Pulau Saoh, Pesona Bahari di Lepas Pantai Padang

Pulau Saoh, mungkin namanya masih asing di telinga wisatawan. Karena memang pulau ini tergolong kecil dan tidak masuk dalam hitungan lokasi tujuan wisata para wisatawan nasional apalagi wisatawan mancanegara.

Perjalanan menuju pulau kecil ini bisa ditempuh dengan perahu bermesin tempel sekitar 10 sampai 15 menit dari Muaro Panjalinan. Wilayahnya masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
Menjejakkan kaki di pasir pantai yang luar biasa halus dan putih, membuat cemas perjalanan membelah ombak muara Panjalinan menjadi sirna. Bening air laut menggoda untuk segera menceburkan diri bergelut dengan buih ombak nan menghempas di hamparan barkilauan bak permata.

Pulau Saoh memiliki luas sekitar 3 hektare. Menurut Marzuki, salah seorang pengelola, pulau tersebut dimiliki secara turun temurun. Namun, belum banyak sentuhan sehingga kesannya masih semula jadi. Hanya ada beberapa pondok yang dibangun dengan menggunakan material kayu.

"Memang belum dikelola secara profesional. Wilayah pulau masih dibiarkan seperti semula, hanya beberapa pondok kayu untuk berteduh,” katanya, Sabtu (13/5).

Masuk ke kawasan pulau, terlihat kondisinya persis seperti yang diceritakan Marzuki. Semak belukar, beberapa pohon besar serta pohon kelapa yang sengaja ditanami terlihat tumbuh tidak teratur. Pohon-pohon besar berada pada sisi luar pulau, sementara pada sisi dalam ditanami pohon kelapa.

Kondisi lain yang masih membutuhkan sentuhan adalah kebersihan pulau, baik dari sampah organik maupun sampah anorganik. Marzuki mengaku, karena berada di depan dua muara, sampah-sampah plastik dari daratan tak bisa dicegah untuk mampir ke bibir pantai.

Sejauh ini, Pulau Saoh belum tersentuh program pariwisata pemerintah, baik Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat maupun program pemerintah pusat. Pun, untuk investasi juga masih belum mendapat lirikan meskipun pemilik pulau sangat open bahkan berharap datangnya investor.

“Belum ada program pariwisata dari pemerintah, juga belum dilirik investor padahal kami sangat terbuka dan siap menerima masuknya investasi,” ujar Marzuki.

Tokoh masyarakat Koto Tangah, Taufik Hidayat, mengungkapkan Pulau Saoh merupakan sebuah potensi wisata luar biasa. Meskipun hanya seluas 3 hektare, namun cukup potensial bila dikembangkan secara profesional. Apalagi, jaraknya cukup dekat dari daratan.

“Potensinya sangat luar biasa, pemandangannya indah dan keuntungannya adalah jaraknya dekat dari daratan,” ungkap anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat ini.

Dia berharap, Pulau Saoh mendapat perhatian dari pemerintah. Pemerintah Kota Padang mestinya melirik kawasan itu dan memasukkannya dalam peta pariwisata kota. Untuk investasi, seperti kata pemilik pulau, dia juga mengajak calon investor untuk meninjau Pulau Saoh dan mengancang-ancang investasi.

Sementara itu, berita penemuan beberapa mortir beberapa waktu lalu di pulau ini, menurut Marzuki, mortir-mortir tersebut merupakan sisa-sisa latihan TNI pada sekitar tahun 80-an. Menurutnya, pulau itu pernah dijadikan lokasi latihan oleh TNI dan mortir yang ditemukan adalah serpihan dari sisa-sisa latihan tersebut.

“Beberapa waktu lalu ditemukan mortir, itu memang sisa-sisa serpihan mortir yang kami temukan dan ditumpuk. Lalu, beberapa orang yang datang berkunjung menemukannya,” ujarnya.

Sejauh ini, menurut Marzuki, wisatawan datang ke Pulau Saoh kebanyakan untuk memancing. Ikan-ikannya masih banyak karena terumbu karang masih terawat. Namun, karena pantainya landai, sangat memungkinkan untuk lokasi mandi laut dan wisata keluarga.

“Sayang sekali, kami selaku pengelola pulau tidak memiliki modal yang cukup untuk mengembangkannya sehingga dikelola seadanya,” katanya.

Pemandangan indah di Pulau Saoh membuat pengunjung akan betah berlama-lama. Dari pulau ini bisa terlihat jelas pemandangan Kota Padang. Juga bisa melihat pesawat udara yang akan turun atau lepas landas dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Pulau ini juga sering menjadi tempat persinggahan bagi nelayan payang untuk melepas penat setelah mengarungi laut lepas menjaring ikan.

Nama Pulau Saoh, menurut Marzuki berasal dari kata Sauh (jangkar kapal). Dia juga tidak tahu persis mengapa diberi nama seperti itu, namun yang pasti pulau ini menawarkan sejuta pesona untuk dinikmati. (padangmedia)

Post Top Ad

loading...