Seperti pada hari raya Idul Qurban tahun ini. Jamaah masjid melakukan prosesi penyembelihan hewan qurban pada hari Sabtu (3/9) atau 11 Dzulhijjah 1438. Sebelum menyembelih hewan wurban, pengurus masjid dan jamaah dipimpin imam masjid berkumpul di dalam masjid untuk mempersiapkan air kembang.
Wadah yang sudah berisi air dicampur dengan air perasan jeruk nipis. Kemudian bunga rampai dimasukkan, berikut bedak tabur.
Setelah selesai, air kembang tersebut dibawa ke lokasi dimana sapi atau hewan qurban akan disembelih. Air kembang kemudian disiramkan ke kepala dan tubuh sapi yang akan dikurbankan. Tak ketinggalan, sebuah sisir dan cermin kecil melengkapi peralatan prosesi tersebut. Bulu sapi disisir, kemudian cermin dihadapkan ke muka sapi, layaknya seperti orang yang tengah dirias. Setelah itu, barulah sapi qurban tersebut disembelih.
Jamaah masjid melakukan prosesi ini bukan tanpa alasan. Tetapi merujuk kepada apa yang dilakukan Siti Hajar, isteri Nabi Ibrahim atau ibunda Nabi Ismail sebelum Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk mengurbankan anaknya Ismail.
Ketika perintah Allah mengurbankan putranya Ismail yang dituruti oleh Ismail dengan keikhlasan dan penuh keyakinan, Siti Hajar memandikan Ismail dan menyisir rambut anaknya.
"Prosesi ini kami pedomani dari kisah Nabi Ibrahim, yang merupakan titik awal perintah berkurban bagi umat Islam. Apa yang dilakukan Siti Hajar terhadap Ismail kami praktekkan kepada hewan qurban yang akan disembelih," ujar Bainullah Tuanku Sutan, Imam Mesjid Nurul Huda.
Prosesi itu dipertahankan setiap tahun di masjid tersebut. Tahun ini, ada lima ekor sapi yang dikurbankan di Masjid Nurul Huda Purus Baru. Daging kurban kemudian dibagi-bagikan kepada para jamaah di sekitar masjid. (febry)
Hello, my name is Alfaredza. I am a newbie blogger.